Jembatan Gantung Cibareno

IKP-Cilograng. Tidak berapa lama lagi jembatan gantung penghubung antara kampung Batununggul Desa Cibareno Kecamatan Cilograng Lebak dan Kampung Babakan Astana dan Cilumayan Desa Pasirbaru Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, akan segera rampung pengerjaannya. Meskipun batas akhir penyelesaian proyek tersebut masih panjang yakni tanggal 9 Desember 2016, namun sepertinya bisa selesai jauh sebelum batas akhir tersebut.

Jembatan sepanjang 700  meter lebar 1,40 meter ini dibangun dengan anggaran APBD Kabupaten Lebak tahun 2016 senilai Rp 931.182.000 dan dilaksanakan oleh CV.Tunas Manunggal Utama dengan waktu pelaksanaan selama 150 hari kerja.

Dalam awal pengusulannya oleh Pemerintah Desa Cibareno jembatan ini dimaksudkan untuk mempermudah akses siswa yang berasal dari sekitar Kampung Cilumayan dan Babakan Astana Desa Pasirbaru Kecamatan Cisolok Sukabumi ke sekolah SMPN Satap 5 Cilograng yang berlokasi di Kampung Batununggul Desa Cibareno Kecamatan Cilograng Lebak. Meskipun jembatan utama di jalan nasional hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari jembatan gantung ini namun bagi kebanyakan orang tua siswa hal ini cukup memberatkan karena setiap hari harus menyediakan biaya transportasi ojeg bagi anak-anaknya untuk menempuh rute yang memutar dengan jarak sekitar 1,5 hingga 2 km.

Melihat perkembangan saat ini tujuan utama dibangunnya jembatan gantung ini menjadi kurang relevan lagi, karena di Desa Pasirbaru sendiri  (disekitar Terminal Cibareno) telah didirikan pula sebuah SMP yang mulai dibuka dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran 2016/2017. Biasanya ada kecenderungan pemerintah setempat “menekan” kepada warga sekitarnya untuk menyekolahan anak-anaknya ke sekolah terdekat di wilayahnya. Dan terbukti untuk tahun pelajaran sekarang ini (2016/2017) di SMPN Satap 5 Cilograng siswa kelas 7 tidak ada yang berasal dari Kabupaten Sukabumi.

Namun demikian  jembatan gantung tersebut tetap akan sangat bermanfaat untuk pengembangan aspek-aspek lainnya seperti ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan agama. Karena meskipun beda kabupaten dan provinsi, warga dua kampung yang bersebrangan sungai ini masih banyak yang bertalian saudara, sehingga aktivitas komunikasi antar warga sangat tinggi.